Aku berkelana sendirian
di ujung dunia, di ujung harapan
Tanpa teman yang sanggup mengerti
Diamlah! Aku ingin sendiri!
Tidakkah kau mengerti,
temanku sudah pergi
hanya tinggal aku sendiri
Tapi bukankah masih ada aku,
dan dia?
Kau tidak sendiri,
kita Bertiga
Tidak!
Kalian bukan temanku!
Bukan sahabatku! Bukan keluargaku!
Bukan kekasihku! Bukan siapa – siapa!
Pergi!
Tapi kami selalu bersamamu
Di mana pun, kapan pun, bagaimana pun
Dan kau masih tidak mengakui kami? Kenapa?
Karena kita berbeda, kita bertiga berbeda
Berbeda? Bukankah kita sama – sama makhluk Tuhan?
Mungkin, tapi
aku hanyalah segumpal darah dan
daging, di tulang – belulang
yang ditutupi tanah. Dengan ruh yang
dapat diambil sewaktu – waktu oleh-Nya
Tapi, apa kau lupa? Aku
hanyalah setitik api yang setia
padamu, mengingatkanmu
untuk membenci apa yang harus kau benci
Dan juga aku,
Seberkas cahaya dari-Nya,
yang menyinarimu supaya
kau tidak lupa mencintai
sesamamu, yang mencintaimu
Ya, aku ingat, tapi
Aku juga ingat,
Kalian adalah 2 sahabat sejati
yang sudah ada sejak dulu
Sebelum manusia ada
Sebelum dunia terbentuk
Lalu, apa yang akan kau lakukan,
Wahai Manusia? Jika kami pergi
Takkan ada kegelapan dan cahaya,
Hanya kehampaan tiada akhir
Entahlah. Aku hanya akan berjalan terus, hingga kematian menjemputku
Dan bila iblis, malaikat, bahkan Tuhan pun tak mau mencabut nyawaku
Catatlah ini wahai cahaya dan kegelapan,
Bahwa manusia juga bisa
Abadi
No comments:
Post a Comment